Minggu, 23 Desember 2018


Erupsi anak Gunung Krakatau yang menyebabkan terjadinya lonngsor pada sedimen di bawah lautan menyebabkan munculnya tsunami yang di laporkan telah menghantam dan menyapu bersih pesisir Labuan, kabupaten Pandeglang, Banteng pada hati Sabtu tanggal 22 Desember 2018 malam hari.

Di mana peristiwa alam tersebu telah berhasil menimbulkan berbagai kekacauan di daerah wisata andalan Provinsi Banten tersebut, di mana peristiwa tersebut di ketahui telah menelan sekitar 62 orang korban meninggal dunia, 584 orang mengalami luka - luka, serta 20 orang menghilang.

Karena peristiwa tersebut, di laporkan bahwa pada sekitar 04.00 WIB, Prajurit kopassus Grup 1 yang berlokasi tidak jauh dari lokasi terjadinya peristiwa tersebut pun dengan segera di terjunkan ke lapangan. Di mana operasi tersebut di pinpin langsung oleh pimpinan Letnan Dua Ind. Ali Ramadhan, dan di ketahui bahwa terdapat 60 orang anggota kopassus yang langsung melakukan operasi pencarian korban serta memberikan berbagai bantuan seperti obat - obatan yang di butuhkan untuk sementara.

“Kami fokuskan untuk mencari korban yang selamat untuk dievakuasi ketempat yang lebih aman,” ujar Letda Inf. Ali Ramadhan, Minggu (23/12/2018).


“Baru kemudian mengevakuasi jenazah, pembersihan puing-puing rumah warga yang runtuh akibat diterjang ombak tinggi dan mengevakuasi kendaraan yang tertimpa pepohonan,” tambahnya.

Di laporkan bahwa daerah yang paling parah di hantam tsunami adalah daerah di Kabupaten Pandegiang yang terdiri dari lokasi - lokasi wisata Pantai Carita, Tanjung Lesung, Sumur, Teluk Lada, serta Panimbang. Dan sampai pada saat ini di ketahui TNi masih terus melakukan survei untuk memetakan dampak dari peristiwa alam tersebut.


Dan sesuai dengan informasi yang di dapatkan bahwa sebelumnya telah terdapat sekitar 65 jenazah korban tsunami yang telah berhasil di identifikasi oleh Biddokes Polda Banten dan di tempatkan di Puskesmas Carita.

Sampai pada pukul 17.30 WIB, di laporkan hanya beberapa jenazah saja yang berhasil di bawa pulang oleh para keluarga korban. Di mana keluarga korban juga kesulitan untuk membawa pulang jenazah korban karena terbatasnya mobil jenazah yang tersedia.

Tagged: , , , , , , , , , ,

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.