Selasa, 09 Oktober 2018


Wakil Presiden Jusuf Kalla menilai, area kompleks perumahan Balaroa di palu, Sulawesi Tengah, sudah tak layak di tinggali oleh mayarakat. Pasca gempa bermagnitudo 7,4 tanah di daerah tersebut kehilangan kekuatannya sehingga menyebabkan bangunan di atas tanah tidak dapat di tahan oleh lapisan tanah (likuefaksi).

“Mau di ambil pun korban yang tertimbun berbahaya karena tanah nya labil sekali. Hanya bisa dengan alat berat, tapi kalau alat beratnya tenggelam juga bisa ada korban lebih banyak lagi, mujar Kalla di Kantor Wakil Presiden, Selasa (9/10/2018).

“Alat berat PMI juga tenggelam di situ. Ketika di  angkat keluar, rusak karena baru-baru masuk ke dalam tanh juga,”sambung dia. Akibat kondisi tanah yang labil, Kalla menyebut, area Balaroa sebagai zona merah atau berbahaya untuk di tinggal. Oleh karena itu, ia mengatakan, tak bisa masyarakat tinggal di area tersebut.

Relokasi warga yang selamat dari bencana alam itu menjadi opsi terakhir yang di nilai perlu di ambil. Namun, pemerintah belum menentukan lokasi relokasi warga Belaroa. “Harus relokasi. Sedang disiapkangubernur tempatnya,”kata Wapres.

Pencarian korban di Balaroa direncanakan akan di hentikan pada 11 Oktober 2018, bersamaan menghentikan evakuasi korban bencana di sulteng. Akibat ekuefaksi, banyak rumah di Balaroa tertimbun tanah. Di perkirakan banyak warga yang ikut tertimbun. Evakuasi sulit di lakukan karenakondisi tanah yang labil.

Selain Balaroa, perumahan lain yang mengalami likuefaksi, yakni Petobo. Kepala Pusat Data Informasi dan Humas badan Nasional Penaggulangan Bencana (BNPN) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan , hingga saat ini di perkirakan masih ada 5.000 orang yang tertimbun tanah di wilayah Balaroa dan Petobo.

“Jumlah menurut informasi yang di sampaikan kepala desa. Tapi masih belum terverifikasi,”ujar Sutopo konferensi di Gedung BNPB Jakarta, Minggu (7/10/2018). Menurut Sutopo, ada 1.445 unit rumah di Balaroa. Sementara, jumalah rumah yang rusak di Petobo di perkirakan ada 2.050 unit.

Sebagian besar wilayah Balaro dan Petobo tertimbun oleh lumpur. Kondisi bangunan di permukaan telah rata dengan tanah.

Tagged: , , ,

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.