Senin, 22 Oktober 2018



Fosil tertua di dunia, sedang menjadi kontroversi di dunia sains. Studi baru yang dipublikasi dalam jurnal Natural menduga bahwa apa yang disebut fosil tertua di dunia tersebut hanyalah batu kuno. Fosil tersebut pertama kali di temukan di Greenland oleh sekelompok peneliti dari Australia. Melihat bentuknya yang aneh, para peneliti menulis dalam jumlah Nature di dasar laut kuno dan berusia 3,7 miliar tahun.

Akan tetapi, penelitian baru yang menggunakan teknologi NASA menampik klaim tersebut. Para astrobiology NASA Abigail Alwood, yang sebelumnya menemukan fosil berusia hampir 3,5 miliar tahun, menjadi skeptic ketika membaca laporan pada tahun 2016 tersebut. Dia pu  pergi ke Hreenland untuk memeriksa fosil tersebut.

Bahkan sebelum Allwood memeriksanya, dia sudah curiga. Pasalnya kerusakan dan lapisan dalam struktur tersebut tidak sesuai dengan fosil jenis ini yang di sebut astromatolit. Ada satu yang menurut Allwood tumbuh kearah yang salah.menggunakan instrument yang sedang di kirim ke Mars, Allwood mencoba untuk memetakan susunan kimia dari struktur tersebut. Hasinya, benda tersebut tidak memiliki tanda kimia dari makhluk hidup yang menjadi fosil.

Dia pun menduga kuat bahwa fosil tertua di dunia ini Cuma batu kuno. Menanggapi temuan Allwood, para peneliti Australia yang menerbitkan laporan pada 2016 tetap bertahan pada klaim mereka bahwa batu tersebut adalah fosil tertua di dunia.

Allen Nutman dari University of Wollongong, Australia, bersama koleganya berkata bahwa Allwood mengambil sampel dari ujung kedua situs dan tidak menguji specimen yang mereka pelajari, walaupun sduah ditawari.

Akan tetapi, para ahli yang terlibat dalam kedua studi mengungkapkan bahwa mereka lebih setuju dengan temuan Allwood ketika di hubingi oleh Associated Press. Peter Visscher dari University of Connecticut, misalnya, berkata bahwa klaim fosil tertua di dunia membutuhkan banyak bukti. Lalu, walaupun dia terpukau oleh temuan Nutman dan kolega, dia bersama ilmuan-ilmuan lainnya belum merasa yakin.

Marie Catherine Sforna dari University of Liege di Belgia juga mengatakan, pencarian sisa-sisa kehidupan awal adalah tugas yang sangat sulit dan sring menimbulkan kontroversi.

Tagged: , , ,

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.