Selasa, 16 Oktober 2018




Menurut laporan investigasi kini, pencemaran debu tibel telah terjadi sejak puluhan tahun lalu, di Kota bogor, misalnya, diperkirakan telah terjadi sejak 1978. Kini, hasil uji laboratorium terbaru mengungkapkan kadar  timbel dalam tanah dan darah warga wilayah tersebut sudah mencapai tingkat yang mengkhawatirkan. Selain hal tersebut, berikut beberapa fakta ilmiah terkait pencemaran tibal di Bogor dan Tanggerang.

1 . Sudah Sampai Serpong

Tak hanya di kawasan Bogor, debu timbel ini sudah mencemari hingga wilayah Serpong, Tangerang Selatan. Menurut catatan Badan Litbang dan Inovasi Kementrian Lingkungan Hidup Kehutanan, pencemaran debu timbel ambien Serpong di udara sudah terdeteksi pada 1996-1997.

Pada saat itu, pencemaran ini terungkap dari hasil riset yang di danai Japan Internasional Cooperation Agency (JICA) serta tim riset dari Badan Pengendalian Dampak Lingkungan dan Australia Aid.

2 . Bukan Dari Bahan Bakar Motor

Berdasarkan hasil riset yang sama, konsentrasi timbel di Serpong bukan berasal dari bahan bakar. Sebagai informasi, timbel adalah salah satu unsur logam yang biasanya ditemui di bahan bakar motor. Unsur ini di manfaatkan untuk menurunkan nilai oktan atau membuat bahan bakar berkualitas rendah.

Saat di lakukan perbandingan dengan Jakarta dan Bandung, para peneliti kebingungan karena kadar timbel di Serpong tetap tinggi meski menggunakan bahan bakar dengan timbel sudah di hentikan. Hal ini membuat para peneliti menyimpulkan bahwa konsentrasi timbel di wilayah itu bukan akibat pembakaran bahan bakar bertimbel.

3 . Sempat Diduga Kebocoran Reaktor Nuklir

Meski di ketahui bukan dari bahan bakar motor, para peneliti lantas tahu penyebaba pencemaran itu. Bahkan, pada media 2000-an, Komite Penghapusan Bensin bertimbal (KPBB) sempat menuduh pencemaran ini berasal dari kebocoran reactor nuklir Badan Teknologi Nuklir Nasional (Batan) berkapasitas 30 megawatt yang berada di kompleks Puspiptek Serpong.

Dugaan tersebut kemudian tak terbukti karena hanya konsentrasi unsur timbel yang di temukan cukup tinggi di udara Serpong. Jika terjadi kebocoran pada reactor nuklir, aka nada banyak unsur kimia berbahaya lainnya yang akan mencemari udara, seperti Cobalt yang jauh lebih berbahaya di banding timbel.

4 . Sumber Sebenarnya

Setelah banyaknya protes yang dilakukan oleh KPBB, berbagai institusi pemerintahan mulai melakukan penelitian secara intensif. Hasil berbagai penelitian menunjuk bahwa debu timbel yang mencemari lingkungan sekitar berasal dari peleburan aki bekas di wilayah Tanggerang dan Bogor.

“Debu timbal yang rilis di udara muncul akibat adanya combustion, pembakaran, peleburanitu,”ucap Muhatatun, peneliti senior Batan, mengungkapkan. Setelah selesai beragam penelitian, para peneliti mulai memperhitungkan arah dan kecepatan angina. Misalnya, debu ini bersumber dari areaindustri di Pasar Kamis, Tangerang, tidak jauh dari industry peleburan aki bekas berizin PT Non Ferindi Utama.

Sejak saat itu, serangkai penelitian dianjurkan untuk mengukur konsentrasi debu timbel di area peleburan aki lain. Di Bogor, peleburan aki bekas illegal di temukan di Desa Cinangka, kecamatan Ciampea, dan Desa jagabaya, Kecamatan Parung Panjang.

5 . Bisa Di Serap Oleh Tanah

 Penelitian terkait kandungan timbel dalam tanah juga di lakukan para peneliti. Mereka menemukan kandungan timbel tertinggi terdapat pada tanah dari Cinangka. Tanah dari desa tersebut mengandung timbel dua kali lipat di bandingkan dengan nilai baku mutu karakteristik beracun total konsentrasi B (TK-B) yang di atur oleh pemerintah.

Menurut ahli tanah Institute Pertanian Bogor (IPB), Suwarno, kadar timbel dalam tanah yang melampaui maku mutukarakteristik beracun TK-B perlu di lakukan pengangkatan tanah yang tercemar. “timbel di tanah bisa di serap tanaman dan luruh termasuk ke air tanah,”ujar Suwarno.

“Jika air tercemar di minum, manusia yang mengonsumsi air itu akan mengalami pemekatan timbel di dalam tubuhnya,”sambungnya.

6 . Konstaminasi Dalam Darah

Hal yang paling mengkhawatirkan dalam penemuan ini adalah kontaminasi timbel dalam darahanak-anak di Cinangka. Sampel darah anak-anak yang di periksa di laboratorium menghindikasikan adanya keracunan timbel.

Budi Haryanto, peneliti Fakultas Kesehatan Mayarakat UI mengatakan , timbel yang terpajan di udara lebih mudah mengontaminasi darah manusia. Menurut Budi, Konsentrasi timbel yang terdeposit dalam tubuh manusia dalam tubuh tidak dapat di hilangkan. Dampaknya, timbel bisa menggu funsi system saraf pusat dalam tubuh manusia.

“Saat saya kembali diminta Kementerian Lingkungan Hidup dan kehutanan untuk memeriksakan kadar timbel siswa pada 2016, di temukan kadar yang lebih tinggi lagi. Menakutkan,”katanya.

Tagged: , , , ,

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.