Kamis, 17 Januari 2019



Pariwisata di Indonesia berkembang dengan sangat pesat sekali. Data World Travel and Tourism Council (WTTC) melaporkan bahwa Top-30 Travel and Tourism Countries Power Ranking yang didasarkan pada pertumbuhan absolut pada periode 2011 dan 2017.

Untuk empat indikator perjalanan dan pariwisata utama menunjukkan Indonesia berada pada nomor 9 sebagai negara dengan pertumbuhan pariwisata tercepat di dunia, Sedangkan untuk China, Amerika Serikat, Dan India sendiri menempati posisi tiga besar.

Berdasarkan dari data kementerian pariwisata, Indonesia juga punya banyak keunggulan kompetitif dan keunggulan komparatif yaitu sektor pariwisata merupakan penghasil devisa terbesar.

BACA JUGA : AKHIRNYA GARUDA INDONESIA, CITILINK DAN SRIWIJAYA AKAN MENERAPKAN WIFI DIDALAM PESAWAT

Pada tahun 2019 Indonesia sudah di targetkan menjadi yang terbaik di kawasan regional dan bahkan melampau ASEAN. Country Brandling Wonderful Indonesia menempati ranking 47 dunia, Mengalahkan Country Branding Truly Asia Malaysia dan Country Amazing Thailand

Jumlah wisatawan mancanegara ke Indonesia terus mengalami peningkatan sebesar kurang lebih 60 persen secara absolut, dari 2014 sebesar 9 juta, menjadi 15 juta pada tahun 2017. Sektor pariwisata jadi penghasil devisa terbesar. Pada tahun 2019 industri pariwisata ditugaskan untuk menyumbang devisa terbesar di Indonesia yaitu 20 miliar dolar AS

Dampak devisa yang masuk langsung dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat. Di sejumlah daerah, sektor pariwisata sudah mampu meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) dan makin meningkatkan masyarakat sekitarnya. Contohnya, pengembangan pariwisata Danau Toba telah meningkatkan PAD Kabupaten Samosir naik 81 persen dalam kurun waktu 2016-2017.

Namun sayangnya, industri pariwisata Indonesia sangat rentan bencana dan kalau tidak dikelola dengan baik, dampaknya akan mempengaruhi ekosistem pariwisata dan pencapaian target kinerja pariwisata.

BACA JUGA : AKTIVIS 98 TELAH MENDESAK PEMERINTAH JOKOWI UNTUK MENUNTASKAN MASALAH TAHUN 97 DAN 98

Menurut Sutopo Purwo Nugroho selaku Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB dalam rilis yang diterima Liputan6.com, bencana merupakan salah satu faktor yang sangat rentan mempengaruhi naik turunnya permintaan dalam industri pariwisata.. Beberapa kejadian bencana telah menyebabkan dampak industri pariwisata, mulai dari erupsi Gunung Merapi pada 2000 sampai tsunami di Selat Sunda pada Desember 2018 lalu.

RESIKO BENCANA BISA DIKURANGI

Menurut dari Sutopo hal ini menjadi pembelajaran bagi semua pihak juga. lalu bagaimana cara mengatasi nya ? masih menurut sutopo, mitigasi bencana harus ditempatkan menjadi salah satu prioritas dalam pembangunan sektor pariwisata.

Bencana adalah sebuah keniscayaan. Namun resiko bencana sebenarnya bisa dikurangi sehingga dampaknya saja dapat diminimumkan dengan upaya mitigasi dan pengurangan bencana. Dibalik berkah keindahan alam Indonesia juga dapat menyimpan musibah terutama bagi dunia pariwisata kalau tidak dikelola dengan cukup baik.

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.