Minggu, 07 Oktober 2018

KPAI MENGUSULKAN UNTUK MEMBENTUK KURIKULUM SEKOLAH DARURAT DI WILAYAH YANG TERKENA BENCANA

BUNDAPOKER
Jumlah sekolah yang rusak itu tersebar di beberapa daerah seperti Palu,Donggala dan Sigi,Sekitar 2.736 sekolah rusak usai gempa disusul gelombang tsunami melanda sejumlah wilayah Sulawesi Tengah pada hari Jumat tanggal 28 bulan lalu.

Namun untuk langkah sementara kelas darurat akan dibangun untuk memastikan kegiatan belajar mengajajr berjalan pascagampa,menteri Pendidikan Kebudataan Muhadjir memperkirakan sekolah yang mengalami rusak parah hingga ribih membutuhkan setidaknya 1 hingga 2 tahun dalam perbaikannya.

Koordinasi pun akan dijalin,dia mengatakan sesuai dengan pritap yang selama ini ada dan telah dilakukans ejak gempa bumi di Pidie,Aceh sampai di NTB pembangunan sekolah yang rusak parah merupakan domain dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

Usulan itu mencuat setelah KPAI melihat beberapa sekolah darurat terdampak di Kota Mataram Lombok Barat dan Lombok Utara,baik sekolah di jenjang SD,SMP,maupun SMA/sedejarat,sementara itu Komisi Perlindungan Anak Indonesia mengusulkan Kemendikbud dan Kemenag menyiapkan kurikulum sekolah darurat di wilayah terdampak bencana.

Disekolah darurat rata-rata jam belajar berkisar 5 jam,Hasil pengawasan KPAI menunjukkan bahwa secara fisik sekolah darurat berbentuk tenda/tepal dan bangunana semi permanen,tenda atau bangunan yang terbatas di sekolah darurat membuat para siswa harus menggunakan ruang kelas daruratnya secara bergantian atau dua shift.

Karena keterbatasan ruang tersebut maka peserta didik terpaksa bergantian menggunakan kelas sehingga jam belajar dibagi 2  shift,sementara di keterbatasan ruang kelas dialami banyak sekolah di Lombok Utara karena mayoritas sekolah di wilayah ini mengalami kerusakan berat sehingga perlu rehab total yang memakan waktu lama.

Kondisi penduduk dan kondisi psikologis anak-anak masih belum stabil serta rendahnya kenyamanan dalam proses pembelajaran di kelas,melihat temuan tersebut KPAI pun mengusulkan Kemendikbud dan Kemenag membuat kurikulum sekolah darurat di wilayah terdampak bencana,sebab KPAI memandang penerapan kurikulum nasional di sekolah darurat kurang tepat di tengah sarana prasarana sangat minim.

Tagged:

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.