Wanita itu, Sharon Larson yang berusia 58 tahun dari Milwaukee Selatan, baru saja mengadopsi anak anjing ketika menggigitnya dan menyebabkan luka kecil, menurut stasiun berita lokal WTMJ. Larson segera mulai mengalami gejala mirip flu, dan suaminya membawanya ke rumah sakit.
Hanya dalam waktu dua hari, Larson telah meninggal, WTMJ melaporkan.
Larson diuji positif untuk Capnocytophaga, bakteri yang biasa ditemukan di mulut anjing dan kucing, yang dapat menyebar melalui gigitan, goresan dan bahkan jilatan dari hewan peliharaan. Meskipun kebanyakan orang yang memiliki kontak dengan anjing dan kucing tidak akan sakit dengan Capnocytophaga, dalam kasus yang jarang terjadi, bakteri dapat menyebabkan penyakit, dan bahkan kematian, pada manusia, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC).
"Saya diberitahu bahwa dia bisa disambar petir empat kali dan hidup, memenangkan lotre dua kali ... itulah betapa jarangnya ini seharusnya," kata suami Sharon Larson, Dan Larson, kepada WTMJ.
Orang-orang berisiko lebih besar terkena infeksi Capnocytophaga jika mereka memiliki sistem kekebalan yang lemah - misalnya, jika mereka memiliki kanker, diabetes atau HIV - atau jika mereka telah mengeluarkan limpa mereka, CDC mengatakan. (Tidak jelas apakah Larson memiliki kondisi yang memperlemah sistem kekebalannya.) Kebanyakan infeksi dengan bakteri terjadi pada orang yang lebih tua dari 40, kata CDC.
Meskipun infeksi dengan Capnocytophaga jarang terjadi, mereka dapat mematikan: Sekitar 30 persen orang yang terinfeksi Capnocytophaga mati, dan beberapa infeksi dapat menyebabkan kematian dalam 24 hingga 72 jam setelah gejala muncul, menurut CDC.
Dalam kasus yang tidak terkait, seorang pria 48 tahun di Wisconsin baru-baru ini mengembangkan infeksi darah dengan Capnocytophaga yang mengharuskan dokter untuk mengamputasi kaki dan bagian lengannya. Dalam kasus pria itu, dokter berpikir anjing juga merupakan sumber infeksi.
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.