Sabtu, 09 Desember 2017


Dijelaskan oleh para riset di Dalam penelitian tersebut, para periset meneliti bagaimana mengkonsumsi berbagai jenis alkohol, seperti bir, minuman keras dan anggur, dapat mempengaruhi emosi seseorang saat minum di rumah atau di tempat umum. Temuan mereka menunjukkan bahwa roh, yang memiliki konsentrasi alkohol lebih tinggi, sering dikaitkan dengan perasaan agresi.

Dijelaskan para peneli bahwa Untuk penelitian kali ini, para peneliti menggunakan data dari Survei Obat Global, yang merupakan survei online terbesar penggunaan narkoba dan alkohol legal dan terlarang di kalangan orang dewasa. Survei tersebut mencakup pertanyaan tentang konsumsi alkohol dan perasaan yang terkait dengan minum bir, minuman keras dan anggur merah atau putih saat berada di rumah atau di luar rumah. Emosi yang dianalisis dalam survei termasuk energi, santai, seksi, percaya diri, lelah, agresif, sakit, gelisah dan menangis.

Dan juga survey ini dilakukan Secara khusus, para peneliti melihat tanggapan dari sekitar 30.000 peserta survei antara usia 18 dan 31 tahun. Para peserta berasal dari 21 negara dan telah meminum setiap jenis alkohol tertentu dalam satu tahun terakhir, menurut penelitian tersebut.

Dan  Hasilnya telah menunjukkan bahwa berbagai jenis alkohol bisa memicu emosi yang berbeda. Spirits, misalnya, lebih cenderung menimbulkan perasaan negatif daripada semua jenis alkohol lainnya, kata periset.

Tapi anggur merah dikaitkan dengan perasaan lebih positif: Sekitar 53 persen peserta survei mengatakan bahwa mereka merasa santai setelah minum anggur merah. Sekitar 50 persen peserta juga menghubungkan perasaan ini dengan minum bir. Roh, bagaimanapun, adalah yang paling mungkin dikaitkan dengan relaksasi, menurut penelitian ini.

Di jelaskan Tapi agresi bukanlah satu-satunya emosi yang terkait dengan sipping spirts. Para periset juga menemukan bahwa roh dikaitkan dengan emosi yang lebih positif daripada bir atau anggur, termasuk perasaan energi, kepercayaan diri dan keseksian.

Dan juga Selain itu, peminum yang dependen lima kali lebih mungkin mengatakan bahwa mereka merasa mendapat energi dari alkohol daripada peminum "berisiko rendah", yang menyarankan agar peminum bergantung pada alkohol untuk menghasilkan emosi positif yang mereka asosiasikan dengan alkohol, tambah peneliti. Peminum "berisiko rendah" merujuk pada peminum yang kurang bergantung pada alkohol.)

Tagged: ,

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.