Dijelaskan oleh para riset di Dalam penelitian tersebut,
para periset meneliti bagaimana mengkonsumsi berbagai jenis alkohol, seperti
bir, minuman keras dan anggur, dapat mempengaruhi emosi seseorang saat minum di
rumah atau di tempat umum. Temuan mereka menunjukkan bahwa roh, yang memiliki
konsentrasi alkohol lebih tinggi, sering dikaitkan dengan perasaan agresi.
Dijelaskan para peneli bahwa Untuk penelitian kali ini, para
peneliti menggunakan data dari Survei Obat Global, yang merupakan survei online
terbesar penggunaan narkoba dan alkohol legal dan terlarang di kalangan orang
dewasa. Survei tersebut mencakup pertanyaan tentang konsumsi alkohol dan
perasaan yang terkait dengan minum bir, minuman keras dan anggur merah atau
putih saat berada di rumah atau di luar rumah. Emosi yang dianalisis dalam
survei termasuk energi, santai, seksi, percaya diri, lelah, agresif, sakit,
gelisah dan menangis.
Dan juga survey ini dilakukan Secara khusus, para peneliti
melihat tanggapan dari sekitar 30.000 peserta survei antara usia 18 dan 31
tahun. Para peserta berasal dari 21 negara dan telah meminum setiap jenis
alkohol tertentu dalam satu tahun terakhir, menurut penelitian tersebut.
Dan Hasilnya telah menunjukkan
bahwa berbagai jenis alkohol bisa memicu emosi yang berbeda. Spirits, misalnya,
lebih cenderung menimbulkan perasaan negatif daripada semua jenis alkohol
lainnya, kata periset.
Tapi anggur merah dikaitkan dengan perasaan lebih positif:
Sekitar 53 persen peserta survei mengatakan bahwa mereka merasa santai setelah
minum anggur merah. Sekitar 50 persen peserta juga menghubungkan perasaan ini
dengan minum bir. Roh, bagaimanapun, adalah yang paling mungkin dikaitkan
dengan relaksasi, menurut penelitian ini.
Di jelaskan Tapi agresi bukanlah satu-satunya emosi yang
terkait dengan sipping spirts. Para periset juga menemukan bahwa roh dikaitkan
dengan emosi yang lebih positif daripada bir atau anggur, termasuk perasaan
energi, kepercayaan diri dan keseksian.
Dan juga Selain itu, peminum yang dependen lima kali lebih
mungkin mengatakan bahwa mereka merasa mendapat energi dari alkohol daripada
peminum "berisiko rendah", yang menyarankan agar peminum bergantung
pada alkohol untuk menghasilkan emosi positif yang mereka asosiasikan dengan
alkohol, tambah peneliti. Peminum "berisiko rendah" merujuk pada peminum
yang kurang bergantung pada alkohol.)
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.