Misteri sebagian disebabkan oleh kurangnya data; sejak astronom pertama kali menemukan FRB pada 2007, hanya sekitar 60 yang diamati. Sekarang, angka-angka itu berkembang pesat. Menurut dua makalah baru yang diterbitkan hari ini (9 Januari) dalam jurnal Nature, para ilmuwan yang bekerja di teleskop radio CHIME (Canadian Hydrogen Intensity Mapping Experiment) di perbukitan British Columbia telah mendeteksi 13 FRB baru hanya dalam rentang dua bulan. Di antara sinyal-sinyal yang baru ditangkap ini adalah tujuh semburan yang terdaftar pada 400 megahertz - frekuensi FRB terendah yang terdeteksi sejauh ini - dan, untuk yang kedua kalinya, FRB yang berulang kali melintas, enam kali berturut-turut.
"Sampai sekarang, hanya ada satu FRB berulang yang diketahui," Ingrid Stairs, anggota tim CHIME dan ahli astrofisika di University of British Columbia, mengatakan dalam sebuah pernyataan. "Dengan lebih banyak pengulang dan lebih banyak sumber yang tersedia untuk dipelajari, kita mungkin dapat memahami teka-teki kosmik ini - dari mana mereka berasal dan apa yang menyebabkannya."
Para ilmuwan memiliki beberapa teori tentang asal-usul itu. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa FRB mungkin merupakan sisa-sisa supernova yang jauh, atau radiasi yang dimuntahkan oleh lubang hitam supermasif. Avi Loeb, seorang ilmuwan di Pusat Astrofisika Harvard-Smithsonian yang tidak terlibat dalam penemuan ini, mengatakan bahwa kita seharusnya tidak mengesampingkan "asal buatan," seperti denyut nadi pesawat ruang angkasa alien.
Sinyal-sinyal yang baru ditemukan ini dapat membantu para ilmuwan mendekati jawaban. Sebagai permulaan, keberadaan FRB berulang seperti yang ditangkap tahun lalu bisa mengesampingkan beberapa kemungkinan asal. Sinyal berulang ini melintas dari tempat yang sama di langit (dari sekitar 1,5 miliar tahun cahaya) enam kali selama beberapa bulan. Menurut penulis penelitian, pengulangan yang tertunda ini mengesampingkan "peristiwa bencana" seperti supernova sebagai sumber kemungkinan ledakan berulang, karena ledakan dari bintang yang meledak diperkirakan akan terjadi sekali saja.
Selain itu, penemuan baru tim CHIME menunjukkan bahwa FRB mungkin jauh lebih umum daripada yang dapat tercermin oleh teknologi saat ini. Fakta bahwa tujuh dari ledakan baru terdaftar pada 400 MHz (frekuensi terendah yang dapat dideteksi oleh teleskop CHIME) menunjukkan bahwa FRB dengan frekuensi yang lebih rendah cenderung melewati planet kita sepanjang waktu - kita hanya tidak dapat melihatnya namun.
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.