Minggu, 19 Agustus 2018



Baru-baru ini, para peneliti mengungkap resep pembalseman mesir kuno yang asli, yang pertama kali di pakai untuk mengawatkan jenazah. Sejumlah tes kimiawi forensic yang dilakukan terhadap sebuah mumi dari era 3.700-3.500 SM telah mengungkapkan resep tersebut.

Artinya, mumi ini memberikan bukti pasti bahwa pengawetan mumi telah berkembang jauh sebelum nya dan dipraktikkan pada daerah yang lebih luas dari perkiraan sebelum nya. Museum Mesir di Torino,Italia, sekarang menjadi tempat baru mumi tersebut. Temuan itu telah di terbitkan dalam Journal of Archaeological Science.

“Mumi ini bisa di katakana mewakili pembalseman yang menjadi inti pembuatan mumi Mesir selama 4.000 tahun,”kata Dr.Stephen Buckley, arkeolog dari Universitas York, Inggris.

Dr Buckley dan rekan-rekannya mengungkap sidik jari kimiawi dari setiap unsur, meskipun setiap bagian dapat saja berasal dari berbagai sumber. Seperti resep pada umum nya, pembalseman juga memerlukan beberapa bahan dasar. Di antaranya:

1. Minyak tanaman kemungkinan adalah minyak wijen
2. Tanaman sejenis balsam, atau sari akar yang bisa saja bersal dari rumput gajah
3. Karet dari tanaman gula alamiah yang mungkin di ambil dari sari akasia
4. Terkhir, getah pohon kayu jarum, kemungkinan getah pinus.

Begitu di campur ke minyak, getah akan memberikan unsur antibakteri sehingga melindungi jenazah dari pembusukan.“Sampai saat ini kami tidak pernah memiliki mumi prasejarah yang benar-benar memperlihatkan dengan sempurna lewat peroses kimiawi asal pembuatanmumi terkenal yang kita ketahui,”kata Dr Buckley.

Dr Buckley mulai meneliti resep itu beberapa tahun lalu ketika dirinya dan tim nya mengambil sari dan menganalisa unsur kimia terstil Mesir pembungkus mumi. Kain tersebut adalah bagian dari koleksi Mesir Museum Bolton, Inggris utara.

Berasal dari sekitar tahun 4.000 SM, kain ini jauh lebih tua di banding saat pembalseman da nasal mumi. “Pembuatan mumi pada umum nya diperkirakan di mulai pada skitar tahun 2.600 SM ketika Piramida Besar di bangun,” kata Dr buckley.

“Tetapi yang kami temukan adalah terdapat bukti pengawetan jenazah yang dimulai lebih awal,”imbuhnya. Temuan tersebut kemudian membuat tim ini tertarik meneliti mumi prasejarah koleksi Museum Turino.

Dr. Jana Jones, ahli Mesir dan praktek pemakaman Mesir kuno dari Universitas Macquarie, Sydney, Austaralia mengatakan,”Penelitian jenazah Torini memberikan sumbangan berarti terhadap pengetahuan kita yang terbatas terkait dengan periode Prasejarah dan peningkatan praktikpembuatan mumi, di samping juga merupakan informasi baru mumi ini sendiri.

“Menyambung analisa kimia dengan pemeriksaan visual jenazah,penyelidikan genetic, radiocarbon dan analisa mikroskopis pembungkus linen, kami memastikan ritual proses pembuatan mumi ini terjadi sekitar tahun 3.600 SM pada seorang pria berumur sekitar 20-30 tahun dia meninggal.”

Kenyataannya, resep yang sama ini juga digunakan hamper 2.000 tahun kemudian untuk pembalseman para Firaun (raja Mesir). Dr Buckley mengatakan, berarti “kita memiliki semacam jati diri Mesir menyeluruh jauh sebelum pendirian negara bangsa pertama dunia di tahun 3.100 SM. Asal usul nya jauh lebih awal dari pemikiran kita sebelumnya.”

Hal ini juga mengungkap pendalaman tentang bagaimana dan kapan Mesir Kuno menyempurnakan resep pembalseman antibakteri yang melindungi dan mengawetkan jenazah mereka hingga meninggalkan mumi Mesir terkenal yang sekarang kita kenal.

Pembalseman adalah salah satu proses seksama pengawetan tubuh. Peroses pembutan mumi adalah :

1. Pengambilan otakkemungkinan menggunakan proses pengadukan agar otak menjadi cair.
2. Pengangkatan organ dalam tubuh
3. Penempatan jenazah ke garam alam agar mongering
4. Menutupi jenazah dengan resep balsam untuk membunuh bakteri
5. Membungkus jenazah dengan kain linen

“Mengerikan dan resep pembalseman yang menjadi kunci pengawetan,”Dr Buckley menjelaskan. “Pembuatan mumi adalah inti dari kebudayaan mereka.” Dia menambahkan ,”Kehidupan setelah meninggal hanyalah untuk memperpanjang usaha menikmati hidup. Tetapi mereka perlu mengawetkan jenazah agar jiwa memiliki tempat tinggal.”

Tagged: , , , , , ,

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.