Senin, 20 Agustus 2018



Studi terbarumenyebut sekitar 20 persen pengguna lensa kontak tidak bertanggung jawab. Mereka membuang lensa kontak tak terpakai ke toilet atau saluran air di bak cuci. Dari sekitar 45juta pemakai lensa kontak di AS, sekitar 9 juta orang melakukan nya. Hal ini tentu saja berkontribusi terhadap masalah lingkungan yang serius.

Ahli ;lingkungan Rolf Harden dan Arizona State University yang juga memakai lensa kontak awalnya penasaran apakah sudah ada temuan yang meneliti tentang limbah lensa kontak. Saat ia mencari tahu, ternyata belum ada yang melakukan nya.

Sejak itu lah Halden bersemangat meneliti kasus ini. Ia dan tim nya melakukan survey anonim yang di libatkan 139 pemakai lensa kontak dan non pemakai. Mereka menemukan, sekitar 19 persen pemakai mengaku membuang lensa kontaknya ke saluran penbuangan air atau toilet.

Selanjutnya Halden menyelidiki apa yang terjadi pada pensa kontak tersebut. Di pembuangan limbah AS, mereka memiliki filter khusus yang dirancang menyaring objek besar agar tidak berakhir di pabrik pengolahan air limbah. Namun, lensa kontak berukuran sangat kecil dan tipis sehingga benda ini sangat mudah melewati filter dengan mudah.

Halden yang memprensentasikan temuan nya di pertemuan Nasional ke-256 d an Pameran American Chemical Society di AS mengatakan, ia dan tim nya kemudian mengambil beberapa sampel air limbah. Dan di sini lah dia membuktikan  adanya pecahan lensa kontak dalam air limbah. Ini artinya, pengolahan air limbah tidak hanya di bobol lensa kontak, tapi juga benda berukuran kecil lain nya.

Untuk mengetahui apakah lensa kontak dapat terurai, para ahli menggunakan polimer yang biasa diginakan dalam lensa kontak untuk mikroorganisme anaerobic dan aerobic yang umum nya ditemukan di pabrik air limbah untuk jangka waktu berbeda.

Mereka menemukan, setelah didimkan cukup lama, lensa kontak tetap utuh. “lensa kontak adalah perangkat medis. Ini bukan produk super biodegradable atau memiliki kemampuan terurai dengan aman dan relative cepat,” kata Halden yang merupakan ahli lingkungan.

Halden juga mengatakan, terjadi perubahan kecil dalam ikatan plastic setelah terpapar mikroba. Lensa kontak Nampak melemah dan seperti melakukan disitegrasi.”Saat plastic lensa kehilangan  sebagian kekuatan strukturalnya, ia akan rusak secara fisik. Hal ini akan mengubah lensa kontak menjadi pertikel plastic yang lebih kecil dan pada akhirnya membentuk mikroplastik,”imbuh ahli lingkungan Varun kelkar dari Arizona State University.

Hal tersebut tentu saka akan berdampak pada lingkungan. Mikroplastik tersebut bisa berakhir di ekosistem berupa daratan, tapi juga bisa berakhir di ekosistem akuatik atau air. Bila mikroplastik  dari lensa kontak berakhir ke ekosistem air, hewan akuatik sangat mungkin menyalahartikan mikroplasrik sebagai makanan, kemudian ikan yang memakan mikroplastik dikonsumsi manusia.

Hingga saat ini saying nya produsen lensa kontak tidak memasukkan informasi apa pun pada kemasan terkait bagaimana membuang produk yang sudah di gunakan. “kini saatnya produken lensa kontak juga bertindak. Langkah sederhana yang bisa mereka lakukan adalah memberi informasi yang jelas pada kemasan produk, termasukcara membuang lensa kontak yang benar,”ujar Halden.

Dan jika anda juga pernah membuang lensa kontak di saluran air maupun toilet, sebaik nya hentikan hal tersebut. Mungkin kita bisa memulainya dengan membuang lensa kontak di tempat sampah.

Tagged: , , , ,

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.