Senin, 20 Agustus 2018



Sebuah penelitiab terbaru dari inggris menemukan bahwa ikan kakap putih kehilangan indra penciuman nya akibat perubahan iklim. Hal tersebut terjadi karena emisi karbon yang meningkat mengubah air laut menjadi asam. Lonjakan karbon dioksida di atmosfer menigkatkan keasaman laut ketika gas tersebut larut dalam air.

Ketika asam karbonat dalam air laut naik, maka kakap putih akan kehilangan hingga setengah kemampuan membaui. Padahal, emisi terus meningkat seiring perubahan iklim yang kini terjadi. Indra penciuman sangat penting bagi ikan kakap putih. Itu karena mereka mengandalkan bau untuk melakukan berbagai aktivitasnya, mulai dari mencari makan, pasangan, hingga menditeksi predator di sekitar mereka.

“Pertama kami membandingkan perilaku ikan kakap muda di tingkat CO2 yang khas dari kondisi laut saat ini, dan yang di prediksi pada akhir abad,”kata Dr porteus. Hasilnya, mereka melihat perubahan besar pada perilaku ikan yang hidup di air lebih asam.

Ikan-ikan itu terlihat jarang bergerak dan tidak memperhatikan kedatangan predator di skitarnya. “Ikan kakap putih di perairan lebih asam, lebih malas berenang dan kecil kemungkinan untuk merespon ketika mereka menemukan bau pemangsa. Ikan ini juga lebih mungkin untuk membeku menunjukkan kecemasan,”ujarnya.

Kami pikir hal ini di sebabkan oleh air yang lebih asam memperngaruhu bagaimana molekul bau mengikat reseptor penciuman di hidung ikan,”tambah Dr porteus. Artinya, hal tersebut mengurangi kemampuan ikan-ikan itu dalam membedakan passangan penting ini.

Para ilmuan juga mempelajari bagaimana peningkatan CO2 dan keasaman dalam air mempengaruhi gen diekspresikan di hidung dan otak dan otak ikan kakap putih. Meskipu hanya kakap putih yang digunakan dalam penelitian ini, proses yang terlibat dalam penciuman merupakan hal umum untuk spesies akuaatik.

Temuan yang di publikasikan dalam jurnal Nature Climate Change ini juga menambah bukti bahaya penigkatan asam air laut terhadap kehidupan di dalam nya. Tak hanya merusak system penciuman ikan, penelitian sebelumnya juga menunjukkan karbon dioksida juga merusak system saraf dan otak ikan.

“Belum diketahui seberapa cepat ikan akan bisa mengatasi masalah-masalah ini ketika karbon dioksida meningkat di masa depan,”kata Profesor Rod Wilson dari University of Exeter. “ Namun, harus mengatasi dua masalah sekaligus akibat karbon dioksida bisa mengurangi kemampuan merekauntuk berdaptasi atau atau penerimaan mereka lebih lama,” sambungnya.

Selain pada kakap putih, penelitian lain juga mempengaruhi ikan badut. Air laut lebih asam membuat ikan badut tidak dapat mendengar ketika ada pemangsa yang mendekat.

Tagged: , , , , ,

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.